PANGANDARAN, Patrolikencana.com — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) menggelar kegiatan pembinaan media massa sebagai upaya memperkuat tata kelola informasi publik yang transparan, akurat, dan berkualitas.

Kegiatan tersebut diikuti sekitar 80 perwakilan media dan menghadirkan Ketua Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat Husni serta Kepala Diskominfo Kabupaten Pangandaran Tonton Guntari.
Ketua Komisi Informasi Jawa Barat, Husni, menilai pembinaan media memiliki peran penting dalam mendorong pemerintahan yang terbuka dan akuntabel.
Ia menyampaikan bahwa keterbukaan informasi publik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah.
“Kabupaten Pangandaran berpeluang ditetapkan sebagai Kabupaten Informatif jika keterbukaan informasi dijalankan secara konsisten,” ujar Husni.

Meski demikian, Husni mengungkapkan masih adanya kendala yang dihadapi insan pers dalam mengakses informasi publik.
Ia menyebutkan banyak informasi yang seharusnya diumumkan kepada masyarakat justru tidak tersedia atau disampaikan terlambat. Kondisi ini dinilai merugikan publik karena mengurangi relevansi dan nilai kebaruan informasi.
“Jurnalisme menuntut kecepatan, sementara informasi sering kali datang terlambat,” katanya.
Selain persoalan keterlambatan, Husni juga menyoroti adanya klaim kerahasiaan informasi oleh sebagian badan publik tanpa penjelasan yang memadai.
Menurutnya, penetapan informasi sebagai rahasia harus disertai alasan yang jelas dan tetap mempertimbangkan kepentingan publik.
“Tidak semua informasi bisa langsung disebut rahasia tanpa uji kepentingan publik,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Kabupaten Pangandaran Tonton Guntari menyampaikan bahwa pemerintah daerah berkomitmen memperbaiki sistem layanan informasi publik.
Ia menegaskan bahwa pembinaan media menjadi ruang dialog untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan insan pers.
“Media adalah mitra strategis pemerintah dalam menyampaikan informasi yang benar dan bertanggung jawab,” ujarnya.

Dalam sesi materi, jurnalis detikcom, Faisal, memaparkan perubahan besar dalam dunia jurnalisme akibat disrupsi digital.
Ia menjelaskan bahwa saat ini setiap warga dapat menjadi produsen informasi melalui teknologi digital.
“Sekarang, ponsel pintar menjadi alat liputan yang sangat kuat,” ungkap Faisal. Selasa, (16/12/2025).
Faisal menilai kondisi tersebut membuka peluang besar bagi transparansi dan kontrol sosial, khususnya dari daerah.
Namun, ia juga mengingatkan adanya kebisingan digital akibat mudahnya akses informasi.
“Semua orang bisa berbicara, tetapi tidak semua siap bertanggung jawab,” katanya.
Ia juga mengkritisi tekanan algoritma yang menilai berita berdasarkan klik dan viralitas. Menurutnya, hal ini berisiko menggeser nilai jurnalisme dari kepentingan publik.
“Yang viral sering menang, sementara yang penting justru kalah,” ujar Faisal.
Melalui pembinaan ini, Diskominfo Pangandaran diharapkan mampu mendorong lahirnya media yang cerdas, kritis, dan beretika, serta memperkuat keterbukaan informasi publik demi kepentingan masyarakat. (ASZ)














